PRAKTEK REKAM MEDIS DI MASA LAMPAU
Makalah
Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Managemen
Informasi Kesehatan
Disusun Oleh :
Kelas 1E
KATA
PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami
panjatkan kehadirat Allah SWT, atas petunjuk dan bimbingan-NYA, kami dapat menyelesaikan
tugas makalah ini dengan judul ”PRAKTEK
REKAM MEDIS DI MASA LAMPAU” yang menjabarkan
tentang asal mula hadirnya dunia rekam medis beserta
perkembangan-perkembangannya .
Makalah
ini
tidak dapat terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak. Ucapan terimakasih
saya hanturkan kepada :
1. Dosen
pembimbing kami yang telah membimbing kami dengan sabar.
2. Perpustakaan
APIKES CITRA MEDIKA Surakarta.
3. Teman-teman
kami senasip seperjuangan.
4. Semua
pihak yang telah membantu.
Kami telah berusaha
semaksimal mungkin untuk menyelesaikan makalah ini sebaik-baiknya namun
tentunya masih banyak kekurangan disana sini. Oleh karena itu kami mengharapkan
kritik dan saran demi sempurnanya makalah ini.
Demikian
sedikitnya pengantar dari kami, semoga makalah yang kami sajikan ini menjadi
manfaat bagi pembacanya.
Surakarta, 18 September 2015
Penulis
DAFTAR ISI
JUDUL……………………………………………………….…………1
KATA PENGANTAR……………………………………………....….2
DAFTAR
ISI……………………………………………………………3
BAB
I PENDAHULUAN………………………………………………4
·
1.1. LATAR
BELAKANG……………………………………..4
·
1.2. RUMUSAN
MASALAH...………………………………..4
BAB
II DASAR TEORI……...……………………………….………..5
BAB
III PEMBAHASAN…………………………..……….….……...6
BAB
IV PENUTUP…………………………………..……….……....16
·
KESIMPULAN………………………………….…….……...16
·
SARAN………………………………………….….…………16
DAFTAR
PUSTAKA…………………………………….….………..17
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Rekam medis sebagai
catatan dan ingatan tentang praktek kedokteran telah dikenal orang sejak zaman
palaelolitikum 25.000 Sebelum Masehi yang ditemukan di gua batu Spayol. Sejarah kesehatan terkait dengan profesi rekam medis
tidak terlepas dari zaman batu tua (neolithikum) hingga kini di abad
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.
Pada
zaman perkembangan teknologi seperti sekarang ini, rekam medis semakin
berkembang pesat tanpa henti, banyak dari kita lupa akan pentingnya sejarah
yang mempengaruhi hal tersebut. Dengan adanya sejarah kita bisa melakukan
pembenahan kearah yang lebih baik, dengan cara mengkaji ulang dan melakukan
berbagai penelitian.
Maka
dari itu, agar kita tidak lupa dengan sejarah yang ada. Mari kita mempelajari
kembali seperti apa perkembangan rekam medis dimasa lampau beserta bukti-bukti
penemuannya. Disini kami akan membahas seputar gambaran dunia rekam medis di
masa lampau.
B. Rumusan
Masalah
1. Mengetahui
bagaimana praktik rekam medis masa lampau beserta bukti-bukti temuannya?
2. Mengetahui
bentuk-bentuk rekam medis zaman prasejarah?
3. Mengenal
tokoh-tokoh yang berperan dalam perkembangan sejarah rekam medis?
BAB II
LANDASAN
TEORI
Manusia prasejarah (neolithkum)
ternyata adalah pelopor praktik MIK yang handal. Berbagai temuan rekaman kuno tentang
tindakan pelayanan kesehatan membuktikan betapa nilai filsofis “iqra” telah direfleksikan secara baik
sekali. Berarti, sejak ribuan tahun yang lalu para tabib yang juga merangkap
sebagai pimpinan spiritual telah lama mengerti akan arti penting kesehatan
serta berupaya mengabadikan tindakan pelayanan kesehatan, meski melalui
berbagai cara dengan berbekal fasilitas alam.
Namun, terkadang pembuktian rekaman
kehidupan bangsa di masa silam tidak
selalu jelas sehingga masih di perlukan adanya penafsiran pengungkapan
menegenai suatu hal. Selain itu kreativitas pelukis pra sejarah yang
menggunakan cat pewarna alami yang berasal dari sari pati tumbuh-tumbuhan
sekeliling, menunjukkan tingginya nalar dan kreativitas mereka dalam
memanfaatkan alam semesta.
Berbagai wujud contoh MIK dari masa lampau
tersebut amat bernilai. Misalnya yang diperlihatkan oleh suku bangsa kuno
Indian di Huarochiri, Peru (Amerika Latin) serta dari kawasan eropa yaitu suku
kuno Spanyol, Yunani, Prancis, Romawi; dari Afrika yaitu Mesir; dari kawasan
Asia tercatat Babylonia, India, Cina, Persia (Iran / Irak) dan Indonesia (Jawa,
Kalimantan, Bali). Bukti tersebut merefleksikan bahwa praktik kedokteran dan
MIK senantiasa jalan beriring dari masa ke masa.
BAB III
PEMBAHASAN
1. Praktik Managemen Informasi Kesehatan di
Masa Lampau
Berikut kami
sajikan tabel praktik Management informasi kesehatan di masa lampau :
Bangsa
|
Tahun
|
Bukti-bukti Temuan
|
Spanyol
|
25000-30000 SM
|
Lukisan di gua batu tentang amputansi jari dan trephinasi
|
Perancis
|
15.000 SM
|
Lukisan hewan buruan di gua batu
|
Indian (Peru)
|
10.000 SM
|
Tengkorak brluang akibat praktik trephinasi
|
Mesir
|
3.000 SM
|
Hierologi/papyrus
|
Babylonia (Irak Kuno)
|
3.000-2.000
SM
|
Replika organ binatang; lempengan tanah liat dan batu dengan tulisan berbentuk
paku
|
Cina
|
2.737 SM
|
Informasi pada bambu, daun plem yang dipernis; model
manusia dari tembaga, gading, kertas
|
Yunani
|
1.100 SM
|
Informasi pada pahatan di kuil pengobatan dan kertas
|
India
|
500 SM
|
Informasi pada kertas
|
Romawi
|
160 SM
|
Informasi pada kertas/buku
|
Iran/Irak (Persia)
|
900 M
|
Informasi pada kertas
|
Indonesia
|
800 M
|
Informasi pada kulit kayu/daun lontar dengan bahasa
kawi (Jawa Kuno) , sanskerta dan relief pahatan arca
|
Ket : SM
= sebelum masehi, M = masehi
|
Dari bukti temuan diatas tergambar
adanya persamaan praktik kedokteran diantara para tabib atau pendeta kuno.
Meskipun permukiman suku kuno Indian di Peru dan Spanyol terpisah oleh rentan
waktu yang panjang serta samudera nan luas ( Atlantik ), namun sungguh
mengherankan bahwa ternyata banyak suku kuno di masa lampau juga melakukan
praktik trephinasi ( Brain
Surgery ).
Praktik kedokteran primitif ini dilakukan dengan melubangi kening pasien sakit
jiwa dengan peralatan bedah sehingga roh jahat keluar dari badan yang sakit.
Tidak diketahui berapa jumlah kesembuhan pasien dengan cara demikian. Namun
dari sayatan pada tengkorak yang diteliti menunjukkan adanya tanda penyembuhan.
Berarti, setelah dilakukan tindakan itu pasien masih mampu bertahan hidup
antara mingguan hingga bulanan.
Mungkinkah tindakan trephinasi juga
merupakan bagian dari profesi tumbal? Dengan kata lain, pasien ‘disembuhkan’
dengan cara dikorbankan? Konsepnya adalah agar pasien segera terbebaskan dari
roh jahat dan jiwanya hidup tenang di akhirat. Apapun maksudnya, saling
berkomunikasi namun terdapat kesamaan berpikir dan bertindak berdasarkan
kendali naluri (instinct). Selain
itu, ternyata tabib/pendeta Spanyol kuno juga mampu melakukan amputansi
beberapa jari tangan yang terlukis dalam dinding gua batu yang diduga terjadi
terjadi pada pada 7000 SM (zaman batu tua sekitar 25.000)
Adanya bentuk tengkorak dengan kening
kening berlubang ataupun lukisan mengenai praktik kedokteran di dinding gua
batu, kesemuanya mempunyai nilai pembuktian yang sama dengan praktik MIK dewasa
ini. Bahkan, dengan adanya bukti praktik MIK kuno yang bernilai sejarah tinggi
itu telah menguak tabir budaya dan keunikan praktik kedokteran di masa silam
yang amat bermanfaat bagi referensi kedokteran modern
Namun, terkadang pembuktian rekaman
kehidupan bangsa di masa silam tidak selalu jelas sehingga masih diperlukan
adanya penafsiran pengukapan mengenai suatu hal. Misalnya, bangsa`Perancis kuno
diduga berperilaku
kesehatan yang baik serta mahir melukis dan berburu. Hal ini disimpulkan
melalui rekaman lukisan berwarna indah yang terdapat dalam gua batu di Lascaux
( Dordogne ), Perancis Selatan (
15.000-10.000 SM ) yang menampilkan lukisan hasil buruan seperti bison, rusa,
kuda, dan hewan ternak lain. Temuan
gua lukisan yang indah ini terletak jauh tersembunyi di lorong bawah tanah dan
di temukan secara kebetulan tahun 1940. Di kisahkan saat itu beberapa anak laki
sedang mencari
anjing yang jatuh ke lubang bawah tanah yang akhirnya mengantarkan mereka ke
lorong gua tempat rekaman lukisan itu berada. ( Janson, 1980; 24,32 )
Bangsa Mesir kuno yang terkenal
sebagai bangsa dengan peradaban yang
tinggi juga tersohor dengan praktik kesehatannya. Bahkan, para tabib masa itu
juga telah mempraktik MIK bersamaan
dengan lahir dan majunya ilmu kedokteran. Hal ini tidak terlepas dari jasa
besar tabib Mesir Kuno yang amat tersohor yang bernama Thoth dan diagungkan
sebagai dewa, serta Imothep, (3000-2500 SM) yang dikenal sebagai Bapak
Pengobatan ( patron of medicine ).
Kedua tabib Mesir Kuno itu banyak menulis buku tentang kesehatan dalam gulungan
papyrus semacam kertas berserat yang
berasal dari tumbuhan ditepi sungai Nil, dengan tulisan berbentuk symbol gambar
yangh dinamakan hieroglyph. Kabarnya
symbol gambar ada 750 buah ( Gambar 1.1).
Gambar 1.1. Karakter Hieroglif Abjad Mesir Kuno
Kumpulan papyrus medis yang ditemukan umumnya tanpa
diketahui nama penulisnya ( anonim ). Dua buah papyrus kuno anonym yang amat
tersohor yang sebagian besar isinya diduga karya imhothep, diberi nama sesuai
nama pemiliknya yaitu Edwin Smith 1862 dan Ebers ( 1872 ). Papyrus ini juga
berfungsi sebagai sarana komunikasi dan sumber edukasi kedokteran atau
kesehatan yang amat berharga. Selain Mesir, bangsa Yunani Kuno juga tersohor
dengan tabibnya yang bernama Hippocrates ( 460 SM ) atau yang dikenal sebagai Bapak Kedokteran. Beliau telah
menjalankan praktik dasar MIK dengan mencatat secara tekun dan cermat hasil
pengamatannya terhadap kondisi pasien. Bahkan, tahapan pengobatan yang
dianggapnya penting ditorehkannya pada pilar kuil pengobatan Yunani.
Gambar 1.3. ditemukan oleh Flinders Petris 1889, di Lahun (Mesir)
Di Negara Cina mempunyai sejarah
panjang tentang reputasi para tabibnya ( sinshe ) dalam pengobatan tradisional.
Mereka merekam praktik tradisional akupuntur, pengobatan dengan ramuan tumbuhan
atau binatang tertentu pada gulungan kertas, kayu, bambu. Sinshe juga merekam
“tanda sakit” pasien pada model tubuh manusia ( dummy ) yang juga dilakukan
oleh bangsa Babylonia yang tabu membedah atau menyentuh pasien terutama wanita.
Di Asia Timur muncul beberapa tabib
modern, seperti Rhazes dan Ibnu Sina dari Persia yang membuat banyak buku ilmu
kesehatan dari hasil praktik MIK-nya. Di Asia Tenggara sendiri terutama
Indinesia, praktik MIK-nya diperkirakan ada sekitar 250 manuskrip ( naskah )
yang kebanyakan berasal dari Bali, diantaranya berisi tentang ramuan
pengobatan. Dan dicatat dalam daun lontar yang berukuran 3,5 hingga 4,5 cm
sepanjang 35-50 cm. setelah tulisan dan gambar ditatah dengan alat tusuk logam
selanjutnya lembaran lontar digelapkan agar terbaca atau terlihat dengan
lainnya dengan tali penyambung melewati lubang yang terdapat ditengah sisi kiri
daun. Biasanya hasil karya itu menggunakan bahasa Jawa Kuno ( Kawi ), bahasa
Bali termasuk Sansekerta dan lazimnya naskah tanpamencantumkan nama penulis (
anonim ). Selain daun lontar, ada beberapa sarana perekam lainnya dalam tulis
menulis, seperti kayu, kulit kayu, kulit binatang, bambu. Sayangnya, tidak
membahas tentang kesehatan perseorangan pasien, tetapi cenderung tentang
khasiat jejamuan bagi kesehatan yang bersifat umum.
Gambar 1.4. manuskrip daun lontar
Berlatarkan sejarah, tampaknya
kegiatan rekaman kesehatan di Indonesia secara tidak langsung terefleksikan
melalui kisah yang terpahat pada relief dinding candi Boroudur yang berasal
dari Abad ke-8 sebagai peninggalan dinasti Syailendra yang tersohor. Meskipun
kegiatan tulis-menulis di Indonesia terungkap telah di laksanakan sejak abad ke
9-10 namun baru di abad ke 19 rekaman kesehatan baru terlaksana. Bagi sebagian
mereka yang lebih terpelajar, membuat rekaman tulis secara rapi adalah hal yang
biasa, namun, bagi kebanyakan tabib di P Jawa, Kalimantan, ( suku Dayak ),
Papua, ( suku Dani ), bahasa lisan lebih dimanfaatkan dari pada tulisan.
Evolusi
Praktik MIK
Dalam kurun waktu yang panjang
praktisi yang melakukan kegiatan seputar rekam kesehatan atau rekam medis
sering disalahtafsirkan. Sebutan sebagai praktisi pelaksana ketatausahaan,
kearsipan, menangani gudang arsip atau kepustakaan, tidaklah tepat. Meski
kombinasi beragam pekerjaan tersebut di atas memang saling menunjang dan
dibutuhkan dalam hampir semua unit kerja yang melayani kepentingan umum,
termasuk pada unit kerja MIK. Ketidaktepatan penafsiran itu membuat sebutan
untuk nama profesi berubah berkali-kali.
Pada tahun1970-an dunia profesi
‘medical record librarianship’ berubah dari sebutan seorang professional
‘pustakawan’ menjadi ‘administrator’. Kemudian pada tahun 1991 dunia wacana
profesi kembali mendesak agar kesan melaksanakan ‘manajemen perekam medis’
sebagai dampak dari kata ‘administration’ berganti kebentuk lain
(bertransformasi) menjadi manajemen informasi kesehatan (MIK).
Alasanya adalah karena tugas utama
profesi di masa depan adalah melakukan manajemen ‘informasi’ kesehatan yang
berasal dari berbagai sumber informasi aktivitas pelayanan kesehatan.
Sebagaimana di katakan oleh AHIMA (1994), pergantian nama organisasi dari
American Medical Record Association (AMRA) menjadi American Heatlh Information
Manajemen Association (AHIMA) atau dari yang semula menggunakan kata ‘medical
record’ menjadi health information manajemen (HIM).
2.
Bentuk Rekam
Medis Zaman Prasejarah
·
Lukisan di gua
batu
·
Tengkorak
berlubang (thephanasi/Brain surgery)
·
Replica hewan
atau manusia
·
Lempengan tanah
liat
·
Pahatan di batu/
relief/ prasasti
·
Tulisan pada
kulit kayu / daun lontar / kertas
3. Tokoh-Tokoh yang Berperan Dalam
a.
Dewa Thoth :
Dewa Thoth
( Zaman Mesir Kuno ) seorang ahli pengobatan, yang sampai
dijuluki dengan Dewa Kebijaksanaan. ia mengarang antara 36 s.d 42 buku. Enam
buku diantaranya mengenai masalah kedokteran (Tubuh manusia, penyakit,
alat-alat pengobatan dan kebidanan.
b.
Imhotep (
Zaman Mesir Kuno )
Hidup di zaman
piramid antara 3000 – 2500 SM, menjabat sebagai Kepala Arsitek Negeri dan
Penasehat Medis Raja Fir'aun. ia adalah seorang dokter yang mendapat kehormatan
sebagai medical demiggod. ia membuat papyrus yaitu dokumen imlu kedokteran kuno
yang berisi 43 kasus pembedahan.Ebers Papyrus,Papyrus ini oleh Universitas
Leipzing (Polandia) berisi observasi yang cermat mengenai penyakit dan
pengobatan yang dikerjakan secara teliti dan mendalam.
c.
Aeculapius ( Zaman Yunani
Kuno )
Di kenal sebagai
dewa kedokteran,dialah yang membuat symbol kedoteran yang di pakai sampai saat
ini,yaitu : tongkat yang dililit ular:
d.
Hippocrates ( Zaman Yunani
Kuno )
sebagai bapak ilmu
kedokteran. beliaulah yang banyak menulis tentang pengobatan penyakit dengan
metode ilmu modern, mengenyampingkan ramalan dan pengobatan mistik, serta
melakukan penelitian observasi dengan cermat yang sampai saat ini masih
dianggap relevan. Hasil penelitian terhadap pasien tersebut sampai saat ini
juga masih dapat dibaca oleh para dokter. Beliau mengajarkan pentingnya
menuliskan catatan penemuan medis kepada murid-muridnya.
e.
Galen dan St. Jerome (
Romawi Kuno )
Mereka adalah tokoh
yang berperan dalam memperkenalkan pertama kali istilah rumah sakit
(Hospitalia) yang didirikannya pertama kali di Roma italia pada tahun 390 M.
f.
Aetius, Alexander, Oribasius
& Faul.
Mereka hidup di
zaman Bizantyum banyak melakukan penelitian di bidang kesehatan,membuat buku
dan pencatatan serta pengobatan kepada masyarakat,mereka sering di sebut rahib
( dokter kuno ).
Aetius
Alexander
Foul
Oribasius
g.
Avicena (Ibnu Sina) dan
Rhazes
Hidup di zaman Nabi
Muhammad saw ( dinasti Islam) merupakan tokoh yang berperan dalam penulisan
catatan klinik yang lebih baik maupun buku-buku kedokteran seperti
"Treatise on Smallpox and Measles".
Ibnu Sena Rhazes
BAB IV
PENUTUP
4.1. KESIMPULAN
Betapapun majunya ilmu pengetahuan
dan praktek kesehatan masa kini, kesemuanya tidak terlepas dari riwayat praktek
kesehatan masa lampau yang amat bernilai dan berperan sebagai batu loncatan
bagi kemajuan dunia kesehatan masa kini.
4.2. SARAN
Sebagai perekam medis, kita
seharusnya mampu memahami dan mengetahui dengan baik sejarah perkembangan rekam
medis agar kita tidak lupa dengan masa lalu tentang asal usul dan tokoh-tokoh
yang terlibat akan adanya rekam medis.
DAFTAR PUSTAKA
·
Hatta, Gemala R. 2008. Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan di
Sarana Pelayanan Kesehatan. : Universitas Indonesia Press.
·
Tidak ada komentar:
Posting Komentar